Ada garis tips antara percaya diri tinggi dengan narsis. Sisi positif dengan memiliki kepercayaan diri yang tinggi terletak pada ketegasan dan ambisiusnya. Namun, jika berlebihan maka individu tersebut cenderung tidak ramah kepada orang-orang di sekitarnya dan egois. Jadi, apa perbedaan percaya diri dan narsistik?
Perbedaan Percaya Diri dan Narsistik
Pada dasarnya, perbedaan percaya diri dan narsistik adalah terletak pada cara seseorang memandang dan menilai kualitas diri dan orang lain. Orang yang percaya diri sewajarnya dapat mengarah pada pola pikir dan gaya hidup yang sehat. Sementara itu, orang yang narsistik cenderung terobsesi berlebihan dengan kualitas dan nilai orang lain.
1. Hal yang Mendasari Perilakunya
Perbandingan yang bisa Anda lihat dari perbedaan percaya diri dan narsistik adalah dari hal yang mendasari tingkah laku seseorang. Percaya diri adalah rasa yang timbul dari kesuksesan yang berhasil dicapai maupun nilai-nilai yang mampu dipertahankan.
Sementara itu, sifat narsistik muncul untuk menutupi kekhawatirannya akan kegagalan, rasa tidak nyaman, atau malu dengan kelemahan yang dimiliki.
2. Perbedaan yang Cukup Signifikan pada Rasa Empati
Karena narsistik muncul karena obsesi berlebih pada diri sendiri, maka empati ada orang lain akan sedikit bahkan tidak ada. Hal tersebut karena para penderita narsistik akan cenderung untuk mengunggulkan diri sendiri, sehingga empatinya akan kurang.
Sedangkan pada orang yang punya percaya diri tinggi, biasanya akan lebih memiliki rasa empati pada sesama.
3. Perbedaan pada Cara Merespon Kesuksesan Orang lain
Hal berikutnya yang menjadi perbedaan percaya diri dan narsistik adalah cara Anda merespon atau menanggapi kesuksesan orang lain. Bagi seorang yang punya percaya diri tinggi, kesuksesan orang lain akan menjadi baterai yang dapat memotivasi dirinya untuk meraih kesuksesan yang sama.
Tentunya hal tersebut dibarengi dengan ilmu, wawasan, skill dan pengalaman yang dimilikinya. Sedangkan seorang narsisitik cenderung memendam rasa iri atau dengki jika melihat orang lain sukses, bahkan tak jarang mereka meremehkan pencapaian orang lain.
4. Mengakui Kesahalan dan Meminta Maaf
Walaupun memiliki tingkat percaya diri yang tinggi, bukan berarti Anda tidak bisa melakukan kesalahan. Kebanyakan orang percaya diri pasti mau mengakui kesalahan yang diperbuat, dan membuat itu sebagai pengalaman terbaik untuk bertumbuh
Sayangnya cara Anda menyikapi kesalahan yang Anda perbuat, pastinya akan berbeda jika Anda memiliki kepribadian narsistik. Karena pengidap gangguan mental ini cenderung akan menghindar dan tak mengakui kesalahannya, hal tersebut karena dia terlalu meninggikan dirinya dari orang lain.
5. Bagaimana Anda Menempatkan Diri pada Sebuah Situasi
Perbedaan percaya diri dan narsistik berikutnya dapat Anda lihat dari seberapa bisa seseorang menempatkan diri dalam sebuah situasi. Pada pengidap narsistik kebanyakan akan menilai segala sesuatu secara subjektif, hal ini karena pasien terlalu meninggikan penilaian dan sudut pandangnya secara pribadi.
Sedangkan orang yang percaya diri biasanya akan lebih bisa menempatkan diri dalam berbagai situasi. Bahkan orang dengan percaya diri tinggi, cenderung menempatkan diri dalam situasi terbaik dengan penilaian dan sudut pandang yang objektif.
6. Hubungan Sosial Kedua Kepribadian ini Sudah Pasti Berbeda
Hal berikutnya yang bisa jadi acuan penilaian diri adalah hubungan sosial dari individual tersebut. Pada dasarnya pengidap narsisitik akan menempatkan diri sebagai pusat perhatian yang ada, sehingga lingkungan akan cenderung ke arah negatif.
Bahkan para pengidap narsisitik akan memberikan tekanan, dominasi dan sikap yang angkuh pada hamir semua orang yang berada disekitarnya. Sedangkan saat memiliki rasa percaya diri yang tinggi, lingkungan akan lebih sehat dengan vibes yang positif.
Bahkan beberapa orang menempatkan lingkungannya sebagai poros percaya dirinya. Sehingga orang tersebut aka nlebih percaya diri saat ada orang yang dikenalnya.
7. Fokus dan Cara Bersaing
Tak sedikit orang yang bersikap narsistik berdalih memiliki rasa percaya diri tinggi, baik itu saat berpikir maupun bertindak. Padahal, fokus dari percaya diri dan narsistik itu berbeda.
Orang dengan percaya diri yang sehat akan lebih fokus pada kebutuhan orang lain, sedangkan narsistik cenderung fokus pada kebutuhan dan keinginan diri sendiri. Selain itu, cara bersaing orang yang percaya diri dengan yang narsis juga beda.
Seseorang yang punya rasa percaya diri tidak merasa harus bersaing dalam semua aspek kehidupan. Sedangkan, orang yang narsistik akan sering membandingkan dirinya dengan orang lain dan menganggapnya sebagai pesaing. Ia akan merasa sedih dan frustasi bila ternyata ia tak mampu mengungguli orang tersebut.
Baca juga: Inilah Peran dan Tugas Psikolog, Konsultasi Kesehatan Mental
Nah, itulah beberapa perbedaan percaya diri dan narsistik yang jarang disadari. Dari beberapa kriteria tersebut, kira-kira Anda masuk dalam golongan percaya diri atau narsistik?
Bila Anda sedang mengalami atau menghadapi seseorang yang memiliki perilaku mirip seperti penjelasan di atas sampai mengganggu keseharian Anda, mungkin sebaiknya Anda melakukan konsultasi kepada yang profesional.
Bila Anda sedang tinggal di Denpasar, Anda bisa datang ke Klinik Utama Bunga Emas untuk konsultasi dengan Psikolog Klinis kami.
Made Padma Dewi Bajirani, M. Psi, Psikolog, adalah salah satu Psikolog di Denpasar yang saat ini berprakek di Klinik Utama Bunga Emas.
Jadwal Praktek Psikolog Klinis:
Senin-Selasa (18.00-21.00)
Rabu-Kamis (15.00-18.00)
*Jika Anda ingin membuat janji temu di luar jadwal di atas, silahkan hubungi Customer Care Bunga Emas.
Informasi terkait praktek psikolog di Klinik Utama Bunga Emas, klik disini.
Referensi:
Perlu Tahu, Ini Bedanya Narsistik dan Percaya Diri – Halodoc
Narcissism vs. confidence: 5 ways to tell the difference