Saat remaja, orang-orang pada umumnya akan mengalami lebih banyak perubahan daripada masa-masa lainnya dalam hidup mereka akibat ketidakseimbangan hormon. Perubahan tersebut terjadi di setiap aspek kehidupan, mulai dari tubuh, otak, hingga kehidupan sosialnya. Itulah sebabnya mengapa remaja rentan terkena gangguan mental.
Bagi banyak dari mereka, tak terkecuali Anda, akan mengalami saatnya bahwa semua hal yang terjadi di kehidupan Anda akan terasa membingungkan, melelahkan, dan penuh rintangan. Selama masa remaja, tingkat depresi menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan.
Menurut National Institute of Mental Health, pada tahun 2015, 12,5% remaja berusia 12-17 tahun mengalami setidaknya depresi berat dalam jangka waktu yang lama. Banyaknya hal yang terjadi selama masa remaja membuat mereka rentan terkena depresi.
Penyebab Rentannya Usia Remaja Terkena Gangguan Mental
Lantas, hal apa saja yang paling sering mengganggu mental anak remaja? Seperti yang Anda tahu bahwa usia remaja merupakan masa transisi menuju usia dewasa. Sementara itu mereka harus dihadapkan pada banyak perubahan teknologi, global, dan sosial.
Namun, dengan pemikiran dan sifat kekanak-kanakan mereka yang masih ada, dunia mengharapkan mereka berperilaku seperti orang dewasa. Nah, keluarga dan masyarakat yang minim dukungan di masa-masa seperti inilah salah satu penyebab mengapa remaja rentan terkena gangguan mental.
1. Lebih Peka Terhadap Pemikiran Orang Lain Terhadap Dirinya
Saat anak-anak, kita telah terbiasa menghadapi dunia sebagaimana adanya dan mengetahui bahwa keluarga kita berada di sisi kita ketika mengalami kesulitan. Terlebih lagi, anak-anak pada umumnya tidak cenderung mencari informasi di luar diri mereka tentang jati diri mereka.
Tapi saat seorang anak menginjak usia remaja, mereka akan mulai memperluas kapasitas mereka untuk melihat diri mereka sendiri melalui pandangan dan penilaian orang lain. Dari situ, seorang remaja akan cenderung menjadi lebih sadar diri dan menginginkan kelompok atau teman yang bisa menerima mereka.
Sisi negatifnya adalah jika mereka dapat terjebak dalam lingkup toxic friendship membuat mereka takut kehilangan teman karena terlalu khawatir dengan penilaian mereka terhadap dirinya.
Itulah sebabnya mengapa remaja rentan terkena gangguan mental dan mendapatkan efek negatif dalam circle tersebut.
2. Masa Remaja Bisa Jadi Masa yang Penuh Tekanan dan Tantangan
Alasan lain mengapa remaja rentan terkena gangguan mental adalah karena berbagai tuntutan teman, keluarga, sekolah, maupun masyarakat masa depan tentang siapa jati diri mereka dan mau jadi apa mereka di masa depan.
Terlebih lagi, selama masa transisi ini, remaja akan bereksperimen dengan kemandirian mereka.
Itu sebabnya mereka lebih senang mencari bimbingan dan penerimaan dari teman sebayanya. Ini normal dan sehat dan memang seharusnya demikian, tapi masalahnya sulit untuk menemukan circle yang positif sehingga lebih banyak remaja yang justru mengalami depresi hingga terjerumus.
3. Persahabatan
Persahabatan sangat penting bagi remaja, tetapi bisa penuh dengan sakit hati. Saat Anda memasuki masa remaja, maka Anda dapat menjadi lebih rentan terhadap deskriminasi, perundungan, dan penolakan.
Salah satu tujuan utama perkembangan remaja adalah kemandirian dari orang tua. Saat remaja bereksperimen dengan hal ini, kebutuhan mereka akan pertemanan akan meningkat.
Alhasil, ketika mendapat penolakan atau putus pertemanan, mereka akan mengalami kesedihan yang intens dan berkelanjutan, merasa marah, menyalahkan diri sendiri, dan lain-lain sehingga dapat membuka kerentanan terhadap gangguan mental.
4. Pengaruh Pop Culture
Pop culture yang saat ini tengah merajalela juga turut penyebab alasan mengapa remaja rentan terkena gangguan mental. Budaya pop tersebut kini seolah menjadi standar bagi para remaja tentang semua hal, baik itu dalam bersikap hingga berpakaian.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika gadis remaja diperlihatkan gambaran wanita yang diidealkan, mereka menjadi tidak pede dengan tubuh mereka dan lebih cenderung merasa depresi, cemas, dan iri.
Risikonya adalah pada akhirnya mereka kesulitan menemukan jati diri mereka dan merasakan kehampaan dan kesepian, karena mereka mengejar resep idealis yang dijejalkan pop culture.
5. Banyak Remaja yang Kesulitan Mengatur Pola Tidur
Pada remaja, hormon melatonin (hormon yang membuat Anda merasa mengantuk) dilepaskan sekitar dua jam lebih lambat dibandingkan pada orang dewasa. Ini berarti kebanyakan remaja sulit untuk mengantuk sampai sekitar jam 10 malam, bahkan lebih.
Itulah sebabnya tak sedikit remaja yang sulit menjaga pola tidur 8 jam sehingga tubuh mereka akan merasa lebih lelah untuk menghadapi hari esok.
Jika pola tidur tidak sehat ini terjadi berkelanjutan, maka hal tersebut berkontribusi pada kerentanan terhadap depresi.
Baca juga: Inilah Peran dan Tugas Psikolog, Konsultasi Kesehatan Mental
Kini, Anda sudah tahu mengapa remaja rentan terkena gangguan mental dan hal apa saja yang paling sering mengganggu mental anak remaja. Semoga informasi di atas berguna supaya Anda lebih memahami, menangani, dan mendeteksi dini kesehatan mental para remaja.
Bila Anda sering merasa cemas, takut, atau tertekan yang mengganggu ada baiknya untuk bertemu dengan profesional.
Made Padma Dewi Bajirani, M. Psi, Psikolog, adalah salah satu Psikolog di Denpasar yang saat ini berprakek di Klinik Utama Bunga Emas.
Jadwal Praktek Psikolog Klinis:
Senin-Selasa (18.00-21.00)
Rabu-Kamis (15.00-18.00)
*Jika Anda ingin membuat janji temu di luar jadwal di atas, silahkan hubungi Customer Care Bunga Emas.
Informasi terkait praktek psikolog di Klinik Utama Bunga Emas, klik disini.