Efek dari begadang menyebabkan akibat buruk yang fatal untuk kesehatan tubuh. Dalam waktu yang lama, begadang dapat menyebabkan gangguan pada fisik dan mental Anda, seperti diabets, penuaan dini, gangguan mental, hingga kanker.
Tidak banyak yang tahu jika begadang lah yang menyebabkan penyakit atau gangguan yang terjadi pada tubuh. Hal tersebut tidak hanya menyebabkan kelelahan, mengantuk atau menguap dengan sering, namun ada beberapa dampak buruk lainnya.
Sedangkan kebutuhan waktu untuk istirahat ataupun tidur setiap orang cukup bervariasi. Hal tersebut tergantung dari kondisi, usia serta seberapa banyak aktivitas sehari-hari orang tersebut.
Pada umumnya, orang dewasa membutuhkan waktu untuk tidur selama 7 sampai dengan 9 jam perhari.
Sedangkan anak-anak membutuhkan waktu tidur yang lebih lama sekitar 10 sampai dengan 13 jam sehari.
Memenuhi kebutuhan tidur setiap harinya merupakan hal yang cukup penting. Karena saat tidur, tubuh akan beristirahat, memperbaiki sel atau jaringan tubuh yang rusak serta menghasilkan energi.
Selain itu, tidur dengan tepat waktu dan sesuai kebutuhan juga berperan penting bagi anak-anak dan remaja karena dapat membantu menghasilkan hormon pertumbuhan yang maksimal.
Oleh karena itu, tidur yang produktif dan sesuai dengan kebutuhan akan membuat kesehatan fisik dan mental lebih terjaga. Sehingga bisa menghindari beberapa gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan begadang.
7 Efek Negatif dari Begadang untuk Kesehatan Tubuh
Begadang menyebabkan beberapa gangguan dan penyakit yang tentunya berdampak buruk untuk kesehatan tubuh. Berikut ini beberapa gangguan dan penyakit yang bisa terjadi akibat kebiasaan begadang.
1. Obesitas
Pertama, begadang menyebabkan terjadinya obesitas pada seseorang. Hasil penelitian menyebutkan jika salah satu dampak dari begadang yaitu dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang cukup banyak.
Kenaikan berat badan yang cukup signifikan terjadi karena beberapa alasan. Alasan pertama karena begadang menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh dapat terganggu.
Selain itu, begadang juga bisa menyebabkan seseorang lebih mudah merasa lapar. Sehingga tidak dapat mengontrol jumlah kalori harian yang dikonsumsi dan pola makan menjadi berantakan.
Sedangkan pola makan yang berantakan juga memiliki beberapa peningkatan risiko terserang berbagai jenis penyakit. Mulai dari peningkatan kadar gula, rentan terhadap penyakit kronis serta mengakibatkan terjadinya kolesterol tinggi.
Tidak hanya itu, saat begadang Anda juga cenderung lebih sering ngemil makanan ringan yang tinggi kalori. Sehingga sebanyak apapun makanan ringan yang dikonsumsi saat begadang akan sulit membuat Anda kenyang.
Oleh karena itu, jika Anda ingin menghindari kenaikan berat badan tentunya perlu mengatur waktu istirahat dan tidur sebaik mungkin. Bahkan, tips yang satu ini juga banyak direkomendasikan oleh para ahli, seperti dokter spesialis gizi.
2. Meningkatkan Risiko Gangguan Mental
Kedua, kebiasaan begadang juga dapat meningkatkan risiko gangguan mental. Hal tersebut terjadi karena fungsi otak tidak dapat bekerja secara maksimal sehingga menimbulkan gangguan fungsi otak dan gangguan tidur seperti insomnia.
Tidak hanya itu, gangguan mental terjadi akibat kebiasaan begadang dalam jangka waktu yang cukup lama. Seperti halnya menyebabkan gangguan mental seperti perasaan cemas berlebihan dan depresi.
3. Sistem Imunitas Cenderung Menurun
Selanjutnya, begadang juga dapat menyebabkan sistem imunitas seseorang menurun. Hal tersebut merupakan salah satu hasil riset yang dilakukan untuk orang-orang yang memiliki kebiasaan begadang.
Terutama bagi orang-orang yang memiliki jam tidur kurang dari 6 jam dalam sehari. Sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan imunitas yang menyebabkan daya tahan tubuh seseorang melemah.
4. Lebih Mudah Mengalami Penuaan Dini
Selain itu, begadang menyebabkan seseorang lebih cepat mengalami penuaan dini. Hal tersebut terjadi karena saat begadang, tubuh Anda akan cenderung lebih banyak menghabiskan hormon stres yang disebut dengan kortisol.
Sedangkan hormon stres atau kortisol memiliki beberapa efek terutama untuk kulit wajah. Yaitu dapat mengakibatkan kerusakan dan pecahnya struktur kolagen pada kulit yang berupa protein.
Selanjutnya protein pada struktur kolagen berfungsi untuk melembabkan dan mengencangkan kulit wajah. Sehingga kebiasaan begadang dapat menyebabkan kulit terlihat lebih kusam, kering, muncul kerutan, flek hitam serta lingkaran hitam di sekitar mata.
5. Meningkatkan Risiko Kanker
Kemudian, begadang juga dapat meningkatkan risiko kanker. Hal tersebut diduga terjadi karena kurangnya waktu akan membuat seseorang mudah stres dan memicu kerusakan sel ataupun jaringan tubuh.
6. Fungsi Otak menjadi Semakin Lemah
Selanjutnya, dampak buruk dari begadang untuk kesehatan dapat menyebabkan melemahnya fungsi otak. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi otak dalam hal konsentrasi, perhatian, fokus, daya ingat bahkan kecerdasan emosional.
Oleh karena itu, begadang perlu dihindari oleh siapapun dari kalangan manapun juga termasuk anak-anak pada usia belajar. Karena kebiasaan begadang dapat mengakibatkan penurunan kreativitas serta kemampuan otak untuk menyelesaikan masalah dan pekerjaan.
7. Meningkatkan Risiko Terkena Diabetes
Terakhir, kebiasaan begadang juga dapat menimbulkan peningkatan risiko terkena diabetes. Diabetes merupakan penyakit yang timbul akibat kadar glukosa dalam darah yang melebihi batas normal.
Begadang dapat menyebabkan tubuh menjadi kurang sensitif terhadap efek insulin. Sehingga seiring berjalannya waktu, terjadilah proses penumpukan glukosa di peredaran atau aliran darah yang menyebabkan diabetes.
Bagaimana, apakah Anda sudah memahami dampak negatif dari begadang? Demikian ulasan singkat mengenai fakta begadang dapat menyebabkan beberapa gangguan dan penyakit, semoga bermanfaat.
Untuk Anda yang berada di daerah Denpasar dan sedang mengalami gangguan tidur, segera konsultasikan ke dokter umum, lalu biasanya dokter umum akan merujuk Anda ke dokter saraf.
Informasi lebih lanjut:
Informasi Praktek Dokter Saraf di Klinik Utama Bunga Emas Denpasar
Jadwal Praktek Dokter Umum dan Spesialis di Klinik Utama Bunga Emas Denpasar
Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Austin Widyasari Wijaya, M. Biomed